Deodoran biasanya dipakai sebelum meninggalkan rumah. Tujuan pemakaian itu tidak lain adalah untuk mengontrol keringat atau bau di ketiak. Ada dua macam kelenjar yang ada di ketiak kita yaitu apocrine dan eccrine. Diantara keduanya yang paling banyak menghasilkan keringat adalah kelenjar Eccrine.

Tubuh kita secara tidak langsung memproduksi keringat dan terkadang jumlah yang di produksi agak banyak. Keringat yang ada di gunakan untuk mendinginkan tubuh ketika kita kepanasan, melakukan aktivitas fisik, stress dan gugup. Ketika kelenjar keringat teransang, sel akan mengeluarkan cairan lalu keluar ke permukaan kulit.


Pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap 20 menit, pada suhu 35 derajat Celcius. Antiperspiran mampu mengurangi jumlah produksi keringat 20-25 persen, atau maksimal 40 persen dari produksi normal. Itu dilakukan dengan cara mempersempit pori-pori kulit tempat keluarnya keringat. Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali (resobsi) oleh jaringan kulit.

Didalam antiperspiran terkandung senyawa aktif yang berbasis pada unsur alumunium. Senyawa aktif inilah yang menyebabkan antiperpiran dapat menahan keringat. Jika Anda membaca bagian belakang kemasan deodoran antikeringat, bahan-bahan seperti almunium chlorohydrate, almunium chloride, almunium hydroxibromyde, dan almunium zirconium trichlorohydrex gly, adalah bahan-bahan yang paling umum digunakan.
Ketika ion alumunium menutup sel, air masuk bermasuk ion-ion tersebut. Semakin banyak air masuk, sel mulai membengkak, menutup saluran sehingga keringat tak dapat keluar. Bagi orang yang memiliki keringat banyak (hyperhydrosis), almunium chloride konsentrasi tinggi dapat memperlama pembengkakan danmengecilkan saluran keringat, sehingga memperkecil jumlah keringat yang diproduksi.